20 April 2025

Narasi Pagi

Kumpulan Kabar Terkini

Mahasiswa PCU Surabaya Ciptakan Wine dari Pepaya Bangkok dengan Nilai Jual Tinggi

Mahasiswa PCU Surabaya Ciptakan Wine

Sumber: antaranews.com

Narasi Pagi – Dua mahasiswa Program Studi Hotel Management Petra Christian University (PCU) Surabaya, Cleary Budiman dan Davin Varian Ikwanto Koean, berhasil menciptakan inovasi baru dengan mengolah buah pepaya Bangkok menjadi minuman fermentasi wine. Inovasi ini tidak hanya menghasilkan produk dengan cita rasa unik tetapi juga memiliki nilai jual tinggi di pasaran.

Motivasi utama di balik penelitian ini adalah banyaknya buah pepaya yang terbuang karena harga jual yang rendah. Cleary menjelaskan bahwa fenomena ini mendorong mereka untuk mencari solusi agar buah tersebut tetap bernilai ekonomis. Salah satu cara yang mereka pilih adalah fermentasi menjadi wine, karena proses ini dapat memperpanjang masa simpan serta meningkatkan nilai jual buah pepaya.

Dalam penelitian yang dilakukan, beberapa jenis pepaya diuji coba, seperti pepaya California, Hawaii, dan Bangkok. Dari berbagai percobaan, pepaya Bangkok dinilai paling ideal untuk dijadikan bahan dasar wine. Buah ini memiliki tingkat kemanisan yang seimbang, keasaman yang rendah, serta tekstur yang lebih baik dibandingkan varietas lainnya. Selain itu, hasil fermentasi menunjukkan bahwa wine dari pepaya Bangkok memiliki aroma yang lebih halus serta kadar alkohol sekitar 12 persen, yang sesuai dengan standar wine komersial.

Proses pembuatan wine ini diawali dengan membersihkan pepaya, mengupas kulitnya, serta memisahkan bijinya sebelum dihancurkan dan dicampur dengan air dalam perbandingan 1:1. Setelah tahap pencampuran, larutan tersebut disaring untuk memisahkan serat kasar, lalu ditambahkan gula pasir serta ragi Saccharomyces cerevisiae sebagai agen fermentasi. Fermentasi dilakukan selama 14 hari hingga terbentuk alkohol secara alami.

Setelah proses fermentasi selesai, residu yang terbentuk dipisahkan dan cairan wine yang dihasilkan dipindahkan ke dalam botol untuk melalui tahap pengendapan selama tujuh hari. Proses ini bertujuan untuk memperjelas warna wine serta meningkatkan cita rasanya sebelum siap dikonsumsi.

Produk inovatif ini dipasarkan dengan harga Rp150.000 per botol dengan kapasitas 750 ml. Dengan harga tersebut, wine berbasis pepaya ini memiliki potensi sebagai alternatif minuman fermentasi berkualitas dengan harga lebih terjangkau dibandingkan wine berbasis anggur.

Dosen pembimbing proyek ini, Hanjaya Siaputra, SE, MA., mengungkapkan harapannya bahwa inovasi ini dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat, terutama bagi petani di Desa Sugihwaras, Kediri. Selama ini, para petani sering mengalami kerugian akibat produksi pepaya yang berlebihan dan harga jual yang rendah. Dengan adanya inovasi ini, diharapkan buah pepaya yang sebelumnya tidak terpakai dapat diolah menjadi produk bernilai tinggi, sehingga meningkatkan kesejahteraan petani.

Cleary dan Davin, yang akan mengikuti Wisuda ke-87 Petra Christian University pada 15 Maret, berencana untuk terus mengembangkan inovasi ini. Mereka berharap bahwa produk ini bisa dikomersialkan lebih luas dan memberikan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat, baik dari segi ekonomi maupun inovasi di industri minuman fermentasi.