Narasi Pagi – Mantan Presiden Filipina Rodrigo Duterte menegaskan kesediaannya untuk bertanggung jawab atas segala kebijakan yang telah diambilnya selama menjabat sebagai kepala negara. Pernyataan ini disampaikan saat dirinya berada di Belanda pada Kamis (13/3). Dalam sebuah video yang diunggah di laman Facebook pribadinya, Duterte menyebut bahwa ia telah siap menghadapi proses hukum yang kemungkinan akan berlangsung lama. Meskipun demikian, ia tetap berkomitmen untuk mengabdi kepada negaranya.
Melalui video yang direkam di dalam pesawat sewaan yang membawanya menuju Den Haag, Duterte menyampaikan kondisi kesehatannya kepada masyarakat Filipina. Ia menyebut bahwa dirinya dalam keadaan baik-baik saja setelah menempuh perjalanan panjang dengan transit di Dubai. Dengan nada menenangkan, ia meminta rakyatnya untuk tidak merasa khawatir dengan keadaannya.
Dalam pernyataan tersebut, Duterte juga mengungkapkan bahwa perjalanannya ke Den Haag berkaitan dengan masalah hukum dan ketertiban selama masa pemerintahannya. Ia menegaskan bahwa segala kebijakan yang dijalankan saat itu telah diberikan sebagai instruksi kepada pihak kepolisian dan militer untuk menjaga stabilitas negara. Menurutnya, sebagai pemimpin, ia harus bertanggung jawab atas tindakan yang diambil oleh aparat keamanan atas perintahnya.
Selain itu, Duterte menambahkan bahwa ia bersedia berdiri di hadapan aparat penegak hukum dan militer untuk mempertanggungjawabkan segala keputusan yang telah dibuat di masa lalu. Ia mengingatkan bahwa kebijakan yang telah diambilnya, khususnya dalam memberantas kejahatan narkotika, dilakukan dengan tujuan utama melindungi rakyat Filipina. Oleh karena itu, ia siap menerima segala konsekuensi hukum yang mungkin dihadapinya.
Dalam pernyataannya, Duterte juga mengakui bahwa perjalanan hukum yang akan dihadapinya mungkin akan berlangsung panjang. Meskipun demikian, ia tetap menegaskan bahwa pengabdiannya kepada negara tidak akan terhenti. Ia menyebut bahwa jika memang inilah jalan yang harus ditempuhnya, maka ia akan menerimanya sebagai bagian dari takdir yang telah digariskan.
Perjalanan Duterte ke Den Haag dilakukan setelah dirinya ditahan di Manila pada Selasa (11/3) pagi waktu setempat. Penahanan tersebut dilakukan sesaat setelah ia kembali dari perjalanan luar negeri. Surat perintah penangkapan yang dikeluarkan oleh Mahkamah Pidana Internasional (ICC) menjadi dasar penahanannya. Surat perintah tersebut terkait dengan kebijakan kontroversialnya dalam kampanye “perang melawan narkoba,” yang menyebabkan ribuan kematian akibat tindakan keras aparat keamanan selama masa pemerintahannya.
Setelah penahanannya, Duterte memilih untuk meninggalkan Manila dan berangkat menuju Den Haag pada Selasa malam waktu setempat. Kota ini merupakan lokasi Mahkamah Pidana Internasional (ICC), lembaga yang kini menangani kasus yang menjeratnya. Keputusan untuk berangkat ke Belanda diambil sebagai langkahnya dalam menghadapi proses hukum yang sedang berjalan.
Menjelang ulang tahunnya yang ke-80 pada 28 Maret mendatang, Duterte kini dihadapkan pada tantangan hukum terbesar dalam karier politiknya. Meskipun telah lengser dari jabatan presiden, warisan kepemimpinannya masih menyisakan kontroversi, terutama terkait kebijakan keras dalam memberantas peredaran narkoba di Filipina. Sikapnya yang tetap teguh dan siap bertanggung jawab menunjukkan bahwa ia tidak akan lari dari konsekuensi atas keputusan yang telah dibuatnya selama menjabat.
Perkembangan terkait proses hukum Duterte di ICC akan terus menjadi perhatian dunia internasional. Kasusnya tidak hanya berpengaruh terhadap masa depan politiknya, tetapi juga terhadap citra Filipina di mata dunia dalam menegakkan hak asasi manusia.
More Stories
Putin Dukung Sikap Trump dalam Konflik Ukraina, Namun Tetap Punya Kekhawatiran
Indonesia Dukung Gencatan Senjata Permanen di Gaza dan Perkuat Hubungan dengan Mesir
Trump Kembali Serukan Perdamaian Rusia-Ukraina, Negosiasi Masih Panjang