Pemerintah DIY Menutup Total Akses Kendaraan di Plengkung Nirbaya untuk Konservasi Cagar Budaya

Narasi Pagi – Sebagai langkah konservasi terhadap cagar budaya, Pemerintah Daerah (Pemda) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) secara resmi menutup akses kendaraan di Plengkung Nirbaya, yang lebih dikenal dengan nama Plengkung Gading. Keputusan ini diambil setelah hasil evaluasi terhadap uji coba rekayasa lalu lintas Sistem Satu Arah (SSA) menunjukkan bahwa kondisi struktur bangunan tersebut lebih mengkhawatirkan daripada yang diperkirakan sebelumnya.

Kepala Dinas Kebudayaan DIY, Dian Lakshmi Pratiwi, menyatakan bahwa penutupan ini bukan hanya untuk melindungi Plengkung Nirbaya, tetapi juga sebagai langkah mitigasi demi keselamatan pengguna jalan. Menurutnya, kerentanan struktur bangunan ini bisa berisiko terhadap kendaraan maupun pejalan kaki yang melintas di bawahnya.

Dian mengungkapkan bahwa keputusan menutup total akses kendaraan ini dilakukan berdasarkan pemantauan sejak tahun 2015. Hasil pemantauan tersebut menunjukkan bahwa usia bangunan, faktor pembangunan di sekitarnya, serta kondisi lingkungan telah memberikan tekanan yang semakin memperburuk keadaan Plengkung Nirbaya. Beberapa kajian bahkan menemukan bahwa struktur bangunan telah mengalami penurunan hingga 10 cm.

Selain itu, keretakan vertikal dan horizontal ditemukan di sepanjang dinding serta sambungan struktur bangunan. Bagian lantai juga menunjukkan tanda-tanda kerusakan, dengan indikasi adanya pengeroposan di dalam struktur akibat sistem drainase air hujan yang belum berfungsi secara optimal.

Dian menjelaskan bahwa penutupan akses kendaraan diperlukan untuk memberikan ruang bagi proses pemetaan dan dokumentasi kerusakan agar dapat dilakukan secara maksimal. Dengan adanya ruang bebas hambatan, langkah mitigasi yang lebih tepat dapat diambil guna menjaga keutuhan struktur bangunan Plengkung Nirbaya.

Di sisi lain, Dinas Perhubungan DIY bersama Direktorat Lalu Lintas (Ditlantas) Polda DIY telah diminta untuk segera melakukan pengaturan arus lalu lintas di sekitar area yang terdampak oleh penutupan ini. Pengalihan arus lalu lintas menjadi salah satu hal yang harus disiapkan agar tidak menimbulkan kepadatan kendaraan di ruas jalan lain.

Dian juga menambahkan bahwa meskipun dari luar bangunan tersebut masih terlihat utuh, tingkat kerentanannya sudah sangat tinggi. Oleh karena itu, penyelamatan terhadap struktur bangunan harus dilakukan dengan pendekatan yang lebih komprehensif, bukan sekadar mengurangi beban lalu lintas yang melintasinya.

Sebagai salah satu gerbang utama Benteng Baluwerti yang mengelilingi Keraton Yogyakarta, Plengkung Nirbaya memiliki nilai sejarah dan budaya yang sangat penting. Warisan budaya ini juga menjadi bagian integral dari Sumbu Filosofi Yogyakarta yang telah diakui sebagai warisan dunia oleh UNESCO.

Dengan adanya langkah penutupan akses ini, diharapkan Plengkung Nirbaya dapat tetap terjaga kelestariannya dan tidak mengalami kerusakan lebih lanjut. Pemerintah DIY berkomitmen untuk melakukan berbagai upaya pemulihan demi memastikan bahwa warisan budaya ini dapat bertahan dan dinikmati oleh generasi mendatang.