24 Maret 2025

Narasi Pagi

Kumpulan Kabar Terkini

Emmanuel Macron Menunjuk Francois Bayrou Sebagai Perdana Menteri Baru Prancis

Francois Bayrou perdana menteri baru Prancis

Narasi Pagi – Presiden Prancis Emmanuel Macron telah resmi menunjuk Francois Bayrou sebagai perdana menteri baru negara itu, menggantikan Michel Barnier. Penunjukan ini diumumkan oleh Istana Elysee pada Jumat, menandai langkah penting dalam pembentukan pemerintahan baru setelah mosi tidak percaya yang menggulingkan pemerintahan Barnier pada awal bulan Desember. Bayrou, yang merupakan pemimpin partai Gerakan Demokrasi (MoDem), telah lama menjadi sekutu politik kunci bagi Macron, yang juga memimpin partai berhaluan tengah, Renaissance.

Bayrou, yang berusia 73 tahun, mengadakan pertemuan hampir dua jam dengan Macron sebelum pengumuman resmi tersebut. Namun, menurut laporan BFMTV, pertemuan tersebut tidak berjalan mulus. Beberapa sumber menyebutkan adanya ketegangan dalam diskusi antara keduanya, meskipun hasil akhirnya tetap mengarah pada penunjukan Bayrou sebagai kepala pemerintahan.

Dalam sejarah politik Prancis, penunjukan Bayrou ini menunjukkan langkah besar dalam mempertahankan aliansi politik di tengah situasi yang penuh tantangan. Sebagai pemimpin partai MoDem, yang berkoalisi dengan partai Renaissance, Bayrou dipandang sebagai figur penting dalam politik tengah Prancis. Koalisi ini diharapkan dapat memberikan stabilitas politik bagi pemerintah Macron, yang menghadapi tantangan besar dalam mengelola negara dan menyelesaikan isu-isu domestik serta internasional.

Sebelum pengumuman penunjukan ini, Macron sebenarnya mempertimbangkan beberapa kandidat untuk posisi perdana menteri. Salah satunya adalah Jean-Yves Le Drian, mantan menteri pertahanan dan luar negeri, yang dikenal memiliki pengalaman luas di pemerintahan. Namun, Le Drian menolak tawaran tersebut dengan alasan usianya yang hampir memasuki 80 tahun dalam dua tahun mendatang. Ia menganggap bahwa menerima jabatan perdana menteri di usia tersebut akan menjadi keputusan yang tidak masuk akal.

Keputusan untuk menunjuk Bayrou datang setelah pemerintahan sebelumnya, yang dipimpin oleh Michel Barnier, runtuh akibat mosi tidak percaya yang diajukan oleh partai La France Insoumise (LFI), yang berhaluan kiri. Mosi tersebut berhasil disahkan oleh mayoritas anggota Majelis Nasional pada 4 Desember, yang memaksa Barnier untuk mengundurkan diri. Peristiwa ini menjadi kejadian langka, mengingat ini adalah pertama kalinya sejak 1962 sebuah pemerintahan Prancis digulingkan melalui mosi tidak percaya.

Meski Barnier mengundurkan diri, kabinetnya masih menjalankan tugas-tugas pemerintahan dalam kapasitas sementara hingga pemerintahan baru terbentuk. Keputusan untuk membentuk kabinet baru dan menunjuk perdana menteri baru segera diambil oleh Macron guna memastikan kelancaran pemerintahan dan untuk menjaga stabilitas politik di negara tersebut.

Penunjukan Francois Bayrou diharapkan dapat membawa solusi bagi pemerintahan Macron, yang tengah menghadapi berbagai tantangan politik dan ekonomi. Selain itu, koalisi antara MoDem dan Renaissance diharapkan dapat memperkuat posisi politik Macron, terutama dalam menghadapi tantangan dari partai-partai oposisi, yang terus meningkatkan tekanan terhadap pemerintah. Bayrou, dengan pengalaman politiknya yang luas, akan memegang peranan penting dalam memimpin pemerintahan baru ini menuju stabilitas dan kemajuan dalam menghadapi masa depan yang penuh ketidakpastian.

Sebagai perdana menteri, Bayrou memiliki tanggung jawab besar dalam mengelola negara dan memastikan kebijakan-kebijakan pemerintah dapat dijalankan dengan efisien. Hal ini termasuk mengatasi krisis ekonomi pasca-pandemi, mengelola hubungan luar negeri, serta menangani isu-isu sosial yang menjadi perhatian utama masyarakat Prancis.

Dengan penunjukan ini, Macron berharap bisa mendapatkan dukungan yang lebih besar dari parlemen dan masyarakat, sehingga pemerintahannya dapat berfungsi secara lebih efektif. Bayrou, yang dikenal sebagai tokoh yang memiliki pandangan pragmatis dalam politik, dipandang sebagai figur yang tepat untuk membawa stabilitas politik di tengah dinamika yang terus berubah dalam pemerintahan Prancis.