25 Mei 2025

Narasi Pagi

Kumpulan Kabar Terkini

Dosen UB Kembangkan Kandang Ayam Berbasis IoT untuk Tingkatkan Produktivitas

Dosen UB Kembangkan Kandang Ayam Berbasis IoT

Sumber: antaranews.com

Narasi Pagi – Seorang dosen dari Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya (UB), Danung Nur Adli Spt., MSc., MPt., berhasil mengembangkan sistem kandang ayam berbasis Internet of Things (IoT) yang terintegrasi dengan aplikasi mobile. Inovasi ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi serta produktivitas dalam peternakan ayam pedaging.

Konsep teknologi yang dikembangkan oleh Danung diberi nama Layanan Teknologi Real Time untuk Ayam atau disingkat Lentera. Sistem ini dirancang agar peternak dapat memantau kondisi kandang secara langsung melalui perangkat seluler, sehingga tindakan yang diperlukan dapat segera diambil demi menjaga kesehatan dan pertumbuhan ayam.

Danung menjelaskan bahwa gagasan inovasi ini mulai dirancang pada tahun 2019. Saat itu, ia melihat peluang untuk mengoptimalkan kandang ayam tradisional yang masih banyak digunakan oleh peternak dengan menerapkan teknologi berbasis data. Selain itu, ia juga ingin menciptakan nilai ekonomi bagi ayam pejantan yang sering kali dianggap sebagai limbah dalam industri peternakan.

Menurutnya, ayam jantan yang sebelumnya tidak memiliki nilai ekonomi kini dapat dibudidayakan dengan sistem pemeliharaan yang lebih baik dan dijual sebagai ayam potong.

Pada tahun 2024, inovasi yang dikembangkan akhirnya mendapatkan hibah pendanaan dari Universitas Brawijaya untuk keperluan pengembangan lebih lanjut.

Kandang berbasis IoT yang dirancang oleh Danung merupakan alternatif dari kandang ayam modern yang sudah banyak diterapkan dalam skala industri. Biasanya, kandang modern menggunakan teknologi canggih seperti temptron, yaitu alat pengatur suhu dan kelembapan udara. Namun, biaya pembangunan kandang tersebut masih tergolong tinggi, sehingga tidak semua peternak mampu mengadopsinya.

Dengan alasan tersebut, teknologi Lentera dikembangkan agar bisa diaplikasikan pada kandang ayam tipe terbuka yang masih banyak digunakan oleh peternak tradisional.

Sistem yang diterapkan dalam kandang ini menggunakan mikrokontroler yang terhubung dengan sensor suhu dan kelembapan. Data yang dikumpulkan oleh sensor kemudian dikirimkan melalui modem dan dapat diakses oleh peternak melalui aplikasi di ponsel. Pemantauan suhu dan kelembapan dilakukan secara real time dengan pembaruan data setiap dua hingga tiga menit.

Meskipun aplikasi mobile yang digunakan masih dalam tahap pengembangan, sistem ini telah memberikan manfaat nyata bagi peternak. Dengan adanya data yang tersedia secara langsung, peternak dapat mengambil keputusan dengan lebih cepat.

Sebagai contoh, ketika suhu kandang meningkat, peternak bisa segera memberikan suplai air minum tambahan atau nutrisi yang lebih banyak kepada ayam. Hal ini penting karena suhu yang terlalu tinggi dapat menyebabkan penurunan nafsu makan ayam, yang pada akhirnya akan berdampak pada pertumbuhan bobot tubuh dan daya tahan terhadap penyakit.

Kandang ayam berbasis IoT yang dikembangkan oleh Danung telah menarik perhatian berbagai pihak, termasuk Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid, yang sempat mengunjungi Universitas Brawijaya beberapa waktu lalu untuk melihat langsung inovasi ini.

Saat ini, sistem kandang ini sudah mulai diterapkan di beberapa peternakan yang berada di wilayah Kabupaten Malang, seperti di daerah Karangploso dan Singosari. Menurut pengakuan Danung, inovasi ini mendapatkan respons yang sangat positif dari para peternak, terutama generasi muda yang tertarik dengan teknologi dalam bidang peternakan.

Dalam hal pemasaran dan pengelolaan sistem, Danung bekerja sama dengan Luthfan Bayu Zulkarnaen, yang merupakan co-founder dari platform Pemiara.id. Bayu juga membantu dalam pemantauan suhu kandang serta memberikan rekomendasi kepada peternak mengenai langkah-langkah yang perlu dilakukan berdasarkan data yang tersedia.

Dengan adanya teknologi ini, diharapkan peternak ayam pedaging dapat meningkatkan produktivitas mereka tanpa harus mengeluarkan biaya tinggi untuk membangun kandang modern. Inovasi ini juga menjadi langkah awal dalam mengintegrasikan teknologi digital ke dalam industri peternakan tradisional, sehingga dapat meningkatkan efisiensi serta keuntungan bagi para peternak.