Narasi Pagi – Sahabat Relawan Indonesia (SRI) baru-baru ini merujuk empat orang warga Badui yang mengalami kondisi kesehatan yang melemah ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Banten. Keempat pasien tersebut meliputi dua orang yang terdeteksi positif Tuberkulosis (TBC), sementara dua lainnya mengalami gangguan syaraf. Namun, meski usaha pengobatan maksimal dilakukan, salah satu pasien, Asmari (65), dilaporkan meninggal dunia akibat sesak pernapasan, demikian disampaikan oleh Koordinator SRI, Muhammad Arif, pada Kamis (12/12).
Asmari, warga Cihulu Desa Kanekes, dibawa ke RSUD Banten setelah kondisinya semakin memburuk akibat komplikasi TBC yang dideritanya. Menurut Arif, petugas medis berupaya memberikan bantuan alat pernapasan berupa tabung oksigen untuk menstabilkan kondisinya, namun sayangnya, nyawanya tidak dapat diselamatkan. Kejadian ini menambah panjang daftar warga Badui yang harus berjuang melawan penyakit serius di daerah yang sulit dijangkau oleh fasilitas medis.
Selain Asmari, pasien lainnya yang dirujuk adalah Casiah (50), seorang warga Batu Beulah Desa Kanekes, yang juga sedang menjalani pengobatan TBC. Arif menyebutkan bahwa Casiah dalam kondisi yang lebih baik dan diharapkan dapat segera dipulangkan setelah mendapatkan perawatan medis yang diperlukan. Pengobatan TBC memang membutuhkan ketekunan, karena pasien harus menjalani terapi obat secara rutin selama enam bulan tanpa putus. Oleh karena itu, petugas medis dari puskesmas setempat akan terus memantau proses penyembuhan Casiah dan pasien lainnya.
Selain Casiah, ada juga dua pasien yang mengalami gangguan syaraf, yakni Misnah (22) dari Batu Beulah Desa Kanekes yang masih dalam perawatan medis di RSUD Banten. Diharapkan, kedua pasien ini dapat segera sembuh dan kembali ke Badui setelah menjalani pengobatan yang intensif.
Keempat pasien ini adalah bagian dari serangkaian rujukan yang dilakukan oleh SRI ke RSUD Banten. Organisasi relawan ini kerap menghadapi berbagai masalah kesehatan yang dialami oleh masyarakat Badui, mulai dari TBC, persalinan ibu dan bayi, gigitan ular berbisa, hingga penyakit kulit. Keberadaan SRI sangat penting di daerah terpencil ini, mengingat akses terhadap layanan medis terbatas. Untuk itu, SRI secara rutin menggelar kegiatan bakti sosial, bekerja sama dengan dokter dari Pertamina, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Serang, serta mahasiswa Fakultas Kedokteran Unjani Bandung, guna memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat Badui di pedalaman.
Selain kegiatan bakti sosial, SRI juga memiliki tiga Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) yang tersebar di wilayah Badui, yakni Poskesdes Cijahe, Nangerang, dan Ciboleger. Poskesdes ini memberikan pelayanan kesehatan gratis bagi masyarakat Badui yang membutuhkan. Semua pelayanan yang diberikan oleh SRI dan pos kesehatan ini bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan warga Badui, sekaligus mengurangi ketergantungan mereka pada layanan medis yang sulit dijangkau.
Pelaksana Harian (Plh) Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak, Budi Mulyanto, menyampaikan apresiasi kepada SRI atas upaya yang dilakukan dalam membantu pelayanan kesehatan di pemukiman Badui. Dia juga menyoroti pentingnya kerjasama antara berbagai elemen masyarakat dan pemerintah untuk meningkatkan kualitas hidup dan kesehatan masyarakat, terutama yang tinggal di daerah terpencil.
Secara keseluruhan, langkah SRI untuk merujuk warga Badui ke rumah sakit terdekat menunjukkan betapa pentingnya keberadaan relawan medis dalam mengatasi masalah kesehatan di daerah-daerah yang tidak terjangkau. Meski banyak tantangan yang dihadapi, upaya ini menunjukkan dedikasi tinggi dalam memastikan setiap warga negara, termasuk mereka yang tinggal di pelosok negeri, mendapatkan hak atas layanan kesehatan yang layak.
More Stories
Presiden Joe Biden Pantau Ketat Dampak Badai Musim Dingin di AS
Merger dan Akuisisi: Strategi Efektif Perusahaan Meningkatkan Posisi Pasar dan Menghadapi Tantangan Ekonomi
Tantangan Berat dalam Transit Gas Rusia ke Eropa: Peran Ukraina dan Dampaknya bagi Slovakia