8 April 2025

Narasi Pagi

Kumpulan Kabar Terkini

Rusia Sebut Sanksi AS Terhadap Energi akan Ganggu Stabilitas Pasar Dunia

sanksi terbaru AS terhadap sektor energi Rusia

Sumber: antaranews.com

Narasi Pagi – Pemerintah Rusia menyampaikan pandangannya terkait sanksi terbaru yang dijatuhkan oleh Amerika Serikat (AS) terhadap Moskow, yang menurut mereka akan berdampak pada ketidakstabilan pasar energi global. Dmitry Peskov, Juru Bicara Kremlin, dalam konferensi pers yang digelar pada Senin, menjelaskan bahwa keputusan AS untuk menjatuhkan sanksi terhadap sektor energi Rusia diperkirakan akan menambah ketidakstabilan di pasar energi internasional, terutama pasar minyak.

Pernyataan tersebut dilontarkan setelah pemerintah AS mengumumkan serangkaian langkah baru untuk lebih lanjut mengurangi pendapatan Rusia di tengah berlanjutnya perang negara itu dengan Ukraina. Beberapa hari sebelumnya, pada Jumat, Departemen Keuangan AS mengungkapkan bahwa mereka telah mengenakan sanksi baru terhadap sektor energi Rusia. Langkah ini menargetkan perusahaan-perusahaan besar minyak seperti Gazprom Neft dan Surgutneftegaz. Selain itu, lebih dari 180 kapal, pedagang minyak, perusahaan asuransi, penyedia layanan, dan pejabat energi Rusia juga termasuk dalam daftar sanksi untuk memperburuk kondisi ekonomi Rusia yang sudah tertekan akibat konflik.

Sanksi tersebut juga membatasi penyediaan layanan dari AS yang berkaitan dengan ekstraksi dan produksi minyak di Rusia. Peskov menjelaskan bahwa pemerintah Rusia akan memantau dengan seksama dampak dari tindakan tersebut. Dia menambahkan bahwa upaya akan dilakukan untuk mengonfigurasi kembali kegiatan perusahaan-perusahaan Rusia dalam menghadapi sanksi ini, dengan tujuan untuk mengurangi potensi kerugian yang ditimbulkan.

Peskov lebih lanjut menyatakan bahwa sanksi tersebut tidak akan mampu memutuskan rute ekspor energi Rusia. Dia menekankan bahwa jika satu jalur diblokir, alternatif lainnya akan segera dicari. Oleh karena itu, upaya untuk menemukan opsi-opsi yang dapat memitigasi dampak sanksi terus dilakukan. Peskov menggambarkan langkah AS tersebut sebagai tindakan yang “ilegal” dan menilai bahwa AS tidak berhak mengganggu pasar energi dunia melalui tindakan semacam itu.

Dalam bagian lain pernyataannya, Peskov juga menanggapi dampak dari sanksi terhadap Rosatom, perusahaan energi nuklir milik negara Rusia. Menurutnya, meskipun perusahaan tersebut menjadi sasaran sanksi, Rosatom akan tetap melanjutkan kegiatan internasionalnya. Peskov mengakui bahwa AS kemungkinan akan terus berupaya untuk melemahkan posisi perusahaan-perusahaan Rusia dengan cara yang dianggapnya tidak adil dan tidak kompetitif. Meski begitu, dia mengungkapkan bahwa Rusia berharap dapat menanggapi tantangan tersebut dengan baik dan mempertahankan posisinya di pasar internasional.

Selain itu, Peskov juga menyindir pemerintahan Presiden AS saat ini, Joe Biden, yang akan segera berakhir, dengan menyatakan bahwa pemerintahan Biden berusaha meninggalkan “warisan terburuk” dalam hubungan bilateral AS dan Rusia. Peskov menambahkan bahwa AS kemungkinan akan berusaha meninggalkan kebijakan yang dapat memperburuk hubungan antara kedua negara sebelum Presiden Biden menyerahkan kekuasaan kepada Donald Trump yang akan dilantik pada 20 Januari. Pemerintah Rusia menganggap langkah-langkah yang diambil oleh AS tersebut sebagai bagian dari upaya untuk mengisolasi Rusia di kancah internasional, terutama di sektor energi yang menjadi salah satu sumber utama pendapatan negara tersebut.

Secara keseluruhan, Rusia berkomitmen untuk menghadapi tantangan ini dengan mencari alternatif-alternatif baru untuk tetap mempertahankan keberlanjutan ekspor energi dan memastikan stabilitas ekonomi dalam menghadapi sanksi-sanksi tersebut.