Narasi Pagi – Arkeolog baru-baru ini mengungkapkan temuan mengejutkan di perkebunan Hermitage milik Presiden Amerika Serikat ketujuh, Andrew Jackson, yang terletak di Tennessee. Temuan tersebut melibatkan 28 makam misterius, yang diyakini terkait dengan orang-orang yang diperbudak oleh Jackson sepanjang hidupnya. Penemuan ini dianggap sangat signifikan dalam menggali kembali sejarah kelam perbudakan yang terjadi pada abad ke-19, terutama terkait dengan tokoh yang berperan penting dalam sejarah Amerika tersebut.
Jackson, yang menjabat sebagai presiden dari tahun 1829 hingga 1837, diketahui memiliki ratusan budak sepanjang hidupnya. Selain memperdagangkan orang di wilayah Nashville dan sekitarnya, perbudakan menjadi salah satu sumber utama kekayaan Jackson. Ketika ia menjabat sebagai presiden, Jackson bahkan membawa beberapa orang yang diperbudaknya ke Gedung Putih. Temuan makam ini memberikan bukti lebih lanjut tentang kehidupan perbudakan yang ada di sekitar Jackson dan keluarga besarnya.
Menurut Jason Zajac, CEO Andrew Jackson Foundation, penemuan makam ini menjadi penemuan yang sangat penting dalam sejarah. “Kami sangat yakin bahwa kami telah menemukan pemakaman orang-orang yang diperbudak di The Hermitage,” ujarnya dalam sebuah pernyataan yang dilansir dari Live Science pada Jumat, 13 Desember 2024. Penemuan ini mengakhiri pencarian panjang para arkeolog yang telah berusaha selama bertahun-tahun untuk mengungkapkan sejarah yang tersembunyi di tempat tersebut.
Pada tahun 1804, Jackson membeli sebuah lahan seluas 172 hektar di Nashville yang kemudian dikenal dengan nama The Hermitage. Meskipun tanah tersebut telah berpindah tangan beberapa kali, tidak ada bangunan yang dibangun di lokasi pemakaman ini, dan area tersebut tidak pernah dilengkapi dengan tanaman atau penghijauan. Hal ini diungkapkan oleh Tony Guzzi, Kepala Pelestarian dan Operasi Lokasi di The Hermitage, yang menjelaskan bahwa area tersebut tetap kosong selama bertahun-tahun meskipun sudah ada indikasi bahwa tempat itu menyimpan sejarah penting.
Dalam pencarian ini, para ahli menggunakan teknologi radar penembus tanah serta peta untuk memetakan lokasi yang diyakini sebagai area pemakaman. Meski sudah berhasil mengidentifikasi 28 makam, Zajac menegaskan bahwa penelitian ini belum selesai. “Kami belum dapat memastikan bahwa semua lubang yang ditemukan adalah makam. Masih ada kemungkinan kami akan menemukan lebih banyak makam di masa depan,” ujar Zajac. Dengan demikian, para arkeolog terus melakukan penyelidikan untuk mengungkap lebih banyak informasi yang mungkin tersimpan di lokasi ini.
Carlina de la Cova, seorang bioarkeolog, menyatakan bahwa penemuan ini adalah pengingat yang kuat tentang lanskap sosial dan sejarah perbudakan di Amerika Serikat. “Penemuan ini mengingatkan kita pada sejarah gelap tentang bagaimana tubuh orang kulit hitam diperlakukan dan pengorbanan yang mereka alami dalam sistem perbudakan,” ungkapnya. Penemuan ini tidak hanya menggali kembali sejarah perbudakan, tetapi juga memberi perspektif baru tentang bagaimana masyarakat saat itu mempertahankan sistem yang tidak adil.
Saat ini, yayasan yang mengelola The Hermitage berupaya untuk membentuk komite penasihat yang terdiri dari para sejarawan dan keturunan orang-orang yang diperbudak di properti tersebut. Tujuan dari komite ini adalah untuk memberikan pandangan yang lebih mendalam tentang cara terbaik untuk melestarikan situs ini dan bagaimana menyajikan sejarahnya kepada publik dengan penuh penghormatan terhadap mereka yang menjadi korban perbudakan.
Penemuan makam ini tidak hanya memberikan bukti arkeologis yang sangat penting, tetapi juga mendorong kita untuk terus memperdalam pemahaman tentang perbudakan di Amerika, khususnya yang terkait dengan tokoh-tokoh besar seperti Andrew Jackson. Sebagai bagian dari upaya pelestarian sejarah, situs ini akan terus menjadi pusat penelitian dan diskusi tentang warisan sejarah perbudakan yang harus diingat oleh generasi mendatang.
More Stories
Presiden Joe Biden Pantau Ketat Dampak Badai Musim Dingin di AS
Merger dan Akuisisi: Strategi Efektif Perusahaan Meningkatkan Posisi Pasar dan Menghadapi Tantangan Ekonomi
Tantangan Berat dalam Transit Gas Rusia ke Eropa: Peran Ukraina dan Dampaknya bagi Slovakia