13 Maret 2025

Narasi Pagi

Kumpulan Kabar Terkini

Mitratel Bangun Menara Ramah Lingkungan untuk Tekan Emisi Karbon

Mitratel membangun menara ramah lingkungan GFRP

Narasi Pagi – PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (Mitratel) memulai inisiatif baru dengan membangun menara telekomunikasi yang menggunakan material ramah lingkungan untuk membantu menekan kadar gas rumah kaca atau emisi karbon. Penggunaan bahan yang lebih ramah lingkungan ini tidak hanya berdampak positif pada lingkungan, tetapi juga memberikan keuntungan dalam hal biaya dan efisiensi operasional.

Menurut Direktur Bisnis Mitratel, Agus Winarno, menara yang dibangun dengan material ramah lingkungan ini memiliki biaya perawatan yang lebih rendah dan dapat diperbaiki dengan mudah karena tidak menggunakan sambungan permanen. Hal ini membuat menara tersebut lebih hemat biaya, selain tentu saja lebih ramah lingkungan.

Menara ramah lingkungan ini menggunakan glass fiber reinforced polymer (GFRP), sebuah bahan komposit yang terdiri dari serat gelas dan resin, sebagai pengganti besi dan baja yang selama ini digunakan dalam konstruksi menara telekomunikasi. GFRP telah teruji kemampuannya dalam mendukung beban antena dan perangkat telekomunikasi lainnya, menjadikannya pilihan yang tepat untuk menggantikan material konvensional.

Komitmen Mitratel terhadap pengurangan emisi karbon ini juga sejalan dengan upaya Indonesia untuk mewujudkan emisi nol bersih, yang merupakan bagian dari Deklarasi Bali yang disepakati pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 pada 2022. Indonesia sendiri menargetkan pengurangan emisi sebesar 31,89 persen pada 2030.

Sejak Deklarasi Bali, pemerintah Indonesia dan sektor korporasi telah melakukan berbagai langkah untuk mendukung agenda ekonomi berkelanjutan berbasis lingkungan. Langkah-langkah tersebut antara lain meliputi perbaikan proses produksi, penggunaan bahan baku ramah lingkungan, pengurangan ketergantungan pada energi fosil, serta mengganti kendaraan operasional dengan kendaraan listrik.

Agus Winarno menjelaskan bahwa GFRP tidak mengandalkan bahan bakar fosil dalam proses pembuatannya, karena bahan ini tidak membutuhkan proses peleburan besi atau baja yang memerlukan energi fosil. GFRP diproduksi dari senyawa konsentrat dan resin yang lebih ramah lingkungan. Selain itu, menara yang terbuat dari GFRP lebih ringan, dengan bobot sekitar 60 persen lebih ringan dibandingkan menara yang menggunakan baja. Pengurangan bobot ini berdampak positif terhadap kebutuhan konsumsi bahan bakar minyak (BBM) dan energi listrik selama proses pembangunan menara.

Mitratel pertama kali menguji kualitas menara berbahan GFRP sejak Juli 2023. Dalam laporan riset yang diterbitkan oleh Yayasan Lembaga Afiliasi Penelitian dan Industri Institut Teknologi Bandung (Yayasan LAPI ITB) pada 4 Maret 2024, menara berbahan GFRP tersebut telah memenuhi standar material yang ditetapkan.

Dengan menggunakan GFRP pada satu menara rooftop, Mitratel dapat mengurangi penggunaan baja sebesar 1.748 kilogram. Ini setara dengan pengurangan emisi karbon sebanyak 3,2338 ton CO2. Angka ini mengacu pada data jejak karbon rata-rata tertimbang yang dihitung oleh McKinsey dan Asosiasi Baja Dunia.

Jika 265 menara Mitratel menggunakan GFRP, total pengurangan emisi karbon yang dihasilkan akan mencapai 856,96 ton CO2, yang dapat berkontribusi pada pengurangan emisi karbon nasional sebesar 0,00036 persen. Ini adalah langkah kecil namun signifikan dalam mendukung tujuan Indonesia untuk mengurangi emisi karbon secara keseluruhan.

Ke depan, Mitratel telah merencanakan strategi untuk lebih banyak menggunakan GFRP dalam pembangunan menara telekomunikasinya. Agus menambahkan bahwa perusahaan akan terus menjalin kolaborasi dengan mitra strategis, mendorong implementasi teknologi 5G, memperkuat kerjasama dengan pabrikan, dan memperbanyak penggunaan bahan ramah lingkungan di menara-menara yang dibangun. Mitratel berharap dapat memberikan kontribusi yang lebih besar lagi dalam upaya pengurangan emisi karbon dan mendukung keberlanjutan lingkungan.