Narasi Pagi – Permasalahan sampah di Pos Pengungsian Mandiri Desa Konga dan Pos Pengungsian Lapangan di Desa Kobasoma, Kecamatan Titehen, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), saat ini sedang ditangani oleh Dompet Dhuafa melalui Tim Disaster Management Center (DMC). Sampah di kedua pos pengungsian tersebut belum dikelola dengan baik, yang menyebabkan timbulnya bau tidak sedap yang mengganggu kenyamanan serta kesehatan para pengungsi.
Alya Putri Firdaus, yang memimpin Tim DMC Dompet Dhuafa, menjelaskan bahwa kondisi ini berpotensi menimbulkan gangguan kesehatan bagi pengungsi yang sudah mengalami kesulitan akibat bencana alam. Dikatakan bahwa sebagian besar sampah di pos-pos pengungsian tidak dikelola dengan baik, sehingga menimbulkan aroma tidak sedap yang mengganggu kenyamanan serta kesehatan para penyintas.
Sebagai respons terhadap masalah ini, kegiatan bersih-bersih sampah dilakukan secara rutin oleh tim Dompet Dhuafa, dengan sampah yang ada diangkut untuk dipilah dan ditempatkan di area kosong sekitar pos pengungsian. Sampah yang dihasilkan, baik organik maupun anorganik, kemudian diolah untuk dimanfaatkan, salah satunya dengan mengubah sampah organik menjadi pakan ternak. “Sampah organik yang dihasilkan dari proses fermentasi ini dapat dimanfaatkan untuk pakan ternak warga penyintas,” ujar Alya.
Pada tanggal 10 Desember 2024, sekitar 70 kilogram sampah berhasil diangkut dari kedua pos pengungsian tersebut. Dengan pengolahan yang baik, jumlah sampah yang diolah diharapkan akan meningkat, memberikan manfaat yang lebih besar bagi pengungsi, khususnya dalam penyediaan pakan ternak. Hal ini sangat penting mengingat banyak pengungsi yang membawa hewan ternak mereka saat bencana meletus, karena hewan ternak merupakan salah satu aset utama yang mereka bawa untuk bertahan hidup.
Pakan ternak yang dihasilkan dari pengolahan sampah ini diharapkan dapat memberikan alternatif sumber pakan bagi hewan ternak di pos pengungsian, yang biasanya terbatas. “Jika proses pengolahan dilakukan dengan baik, Insya Allah lebih banyak warga yang akan mendapatkan pakan untuk hewan ternaknya,” tambah Alya.
Meskipun pakan yang dihasilkan berasal dari sampah di pos pengungsian, Dompet Dhuafa memastikan bahwa pakan tersebut tidak mengandung zat berbahaya. Alya menjelaskan bahwa meskipun kandungan nutrisi dalam pakan ternak tersebut bergantung pada bahan yang tersedia di lokasi, pihaknya telah mengonfirmasi keamanan pakan dengan Kepala Bidang Kesehatan Hewan Flores Timur. “Pakan yang dihasilkan dari sampah di pos pengungsian ini tidak berbahaya bagi ternak dan tidak akan mempengaruhi hasil ternak secara negatif,” ungkap Alya.
Pengelolaan sampah yang dilakukan oleh Dompet Dhuafa ini tidak hanya membantu menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan sehat di pos pengungsian, tetapi juga memberikan manfaat ekonomi dan praktis bagi pengungsi. Dengan memanfaatkan sampah organik sebagai pakan ternak, Dompet Dhuafa berupaya memberikan solusi berkelanjutan yang mendukung pemenuhan kebutuhan dasar warga pengungsi, sekaligus menjaga kelangsungan hidup hewan ternak mereka.
Melalui inisiatif ini, Dompet Dhuafa menunjukkan bahwa pengelolaan sampah yang baik tidak hanya penting untuk kesehatan lingkungan, tetapi juga dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, terutama di kawasan yang terdampak bencana alam. Langkah-langkah konkret seperti ini diharapkan dapat membantu pengungsi di Flores Timur dalam menghadapi kesulitan pasca bencana, sekaligus meningkatkan kesadaran akan pentingnya pengelolaan sampah yang ramah lingkungan.
More Stories
China Targetkan Selesaikan Infrastruktur Data Nasional Pada 2029
Presiden Joe Biden Pantau Ketat Dampak Badai Musim Dingin di AS
Merger dan Akuisisi: Strategi Efektif Perusahaan Meningkatkan Posisi Pasar dan Menghadapi Tantangan Ekonomi