14 Maret 2025

Narasi Pagi

Kumpulan Kabar Terkini

Deklarasi Ankara: Langkah Bersejarah Menuju Perdamaian Ethiopia dan Somalia

Deklarasi Ankara: Langkah Bersejarah Menuju Perdamaian Ethiopia dan Somalia

https://www.antaranews.com

Narasi Pagi – Konflik antara Ethiopia dan Somalia yang telah berlangsung selama bertahun-tahun tampaknya menemukan titik terang setelah kedua negara menandatangani Deklarasi Ankara. Pakta perdamaian yang dimediasi oleh Turki ini telah mendapatkan sambutan positif dari banyak pihak, termasuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Dalam sebuah konferensi pers pada Kamis, PBB mengungkapkan bahwa mereka menyambut baik kesepakatan yang ditandatangani oleh Ethiopia dan Somalia, yang dianggap sebagai langkah positif menuju perdamaian dan kerja sama di kawasan Afrika Timur.

Juru bicara PBB, Stephane Dujarric, menyatakan bahwa deklarasi ini mencerminkan semangat persahabatan dan saling menghormati antara kedua negara. PBB juga menyampaikan bahwa mereka siap memberikan dukungan penuh untuk memastikan implementasi perjanjian ini berjalan dengan baik. Dujarric menambahkan bahwa PBB menantikan dimulainya negosiasi teknis mengenai perjanjian ini dan berharap hasilnya akan benar-benar positif.

Turki, yang telah berperan besar dalam memediasi perjanjian ini, juga mendapat pujian atas upaya diplomatiknya. Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, mengundang Presiden Somalia Hassan Sheikh Mohamud dan Perdana Menteri Ethiopia Abiy Ahmed ke Ankara, tempat ketiganya melakukan pembicaraan yang menghasilkan Deklarasi Ankara. Erdogan menyebutkan bahwa deklarasi ini adalah langkah pertama menuju “awal baru berdasarkan perdamaian dan kerja sama” antara kedua negara. Turki, yang memiliki hubungan yang baik dengan Ethiopia dan Somalia, telah memanfaatkan posisinya untuk membantu meredakan ketegangan antara kedua negara.

Hubungan Ethiopia dan Somalia memang tidak pernah mudah, dengan sejarah panjang perselisihan yang melibatkan berbagai isu. Salah satu ketegangan terbaru terjadi setelah Ethiopia menandatangani kesepakatan dengan Somaliland, wilayah yang memisahkan diri dari Somalia, untuk menggunakan pelabuhan Berbera yang terletak di Laut Merah. Kesepakatan ini dipandang sebagai ancaman terhadap kedaulatan Somalia, yang memicu ketegangan antara kedua negara. Namun, dengan adanya mediasi dari Turki, kedua negara sepakat untuk memulai babak baru dalam hubungan mereka.

Deklarasi Ankara bukan hanya sebuah perjanjian antara dua negara, tetapi juga langkah yang penuh harapan untuk mewujudkan perdamaian dan kerja sama yang lebih erat di kawasan tersebut. Erdogan menegaskan pentingnya perdamaian dan kerja sama sebagai landasan untuk kemajuan kawasan, menyatakan bahwa kedua negara harus memprioritaskan stabilitas dan keamanan bersama.

PBB juga menekankan bahwa dialog adalah kunci untuk menyelesaikan perbedaan yang mendalam antara kedua negara. Meskipun banyak masalah yang harus diatasi, Dujarric menyatakan bahwa dengan kemauan politik yang kuat, semua perbedaan dapat diselesaikan melalui dialog yang konstruktif. PBB berkomitmen untuk memberikan dukungan dalam proses ini, berharap dapat menjadi bagian dari upaya perdamaian yang lebih besar di Afrika Timur.

Deklarasi Ankara ini juga diharapkan dapat menjadi contoh bagi negara-negara lain yang menghadapi ketegangan serupa. Diplomasi yang berhasil dalam kasus ini menunjukkan bahwa perbedaan serius dapat diselesaikan dengan cara damai jika ada niat baik dari semua pihak yang terlibat. Keberhasilan perjanjian ini dapat memperkuat stabilitas kawasan dan membuka jalan untuk kerja sama yang lebih luas di masa depan.

Secara keseluruhan, Deklarasi Ankara tidak hanya menandakan dimulainya hubungan yang lebih baik antara Ethiopia dan Somalia, tetapi juga memberi harapan baru bagi perdamaian dan stabilitas di Afrika Timur. Dengan dukungan dari Turki, PBB, dan komunitas internasional, perjanjian ini bisa menjadi langkah awal menuju kawasan yang lebih damai dan makmur.