13 Maret 2025

Narasi Pagi

Kumpulan Kabar Terkini

Banjir Rob Kembali Terjangkit Muara Angke, Akses ke Pelabuhan Terganggu

Banjir rob melanda Muara Angke

Narasi Pagi – Pada Jumat pagi, banjir rob kembali melanda kawasan RW 22 Muara Angke di Jalan Dermaga Ujung 1, Pluit, Kecamatan Penjaringan, Jakarta. Banjir pesisir ini menggenangi sejumlah ruas jalan utama yang menghubungkan pemukiman warga dengan Pelabuhan Kaliadem Muara Angke, sehingga aktivitas harian warga yang bergantung pada pelabuhan terhambat.

Dimas Prasetyo, salah satu warga setempat, mengungkapkan kesulitan yang dihadapinya saat mencoba pergi ke pelabuhan pada pagi hari itu. Ia menyebutkan bahwa banjir rob yang melanda jalan utama menuju Pelabuhan Kaliadem membuat perjalanan menjadi sangat sulit. “Saya masih mencari cara untuk pergi ke pelabuhan pagi ini,” ujarnya. Setiap hari, Dimas harus melintasi jalan tersebut untuk bekerja di Pelabuhan Kaliadem, namun setiap kali banjir datang, ia harus menunggu air surut agar bisa melintasi jalan yang tergenang.

Genangan air yang cukup tinggi membuat kendaraan, baik roda dua maupun roda empat, sulit untuk melintasi kawasan tersebut. Banjir rob yang terjadi beberapa kali ini semakin menyulitkan warga setempat. “Air cukup tinggi dan kendaraan riskan untuk melintas,” ujar Dimas, menggambarkan betapa berbahayanya genangan air bagi pengguna jalan. Di sisi lain, anak-anak dan warga setempat terpaksa berjalan di tengah genangan air yang cukup dalam untuk melanjutkan aktivitas mereka.

Banjir rob atau banjir pesisir di kawasan ini telah menjadi masalah yang berulang, dengan dampak yang cukup besar bagi warga yang tinggal dan bekerja di sekitar Muara Angke. Bani, Ketua RW 22 Muara Angke, menuturkan bahwa kali ini genangan air cukup besar dan bahkan memasuki permukiman warga. “Air cukup tinggi dan masuk ke permukiman dan jalan,” ujarnya. Hal ini menambah kesulitan bagi warga yang tinggal di kawasan tersebut, terutama yang memiliki aktivitas yang bergantung pada akses jalan yang terendam banjir.

Beberapa kendaraan, seperti becak, masih bisa melintasi kawasan tersebut meskipun banjir cukup tinggi. Namun, banyak kendaraan lain yang harus berhenti dan menunggu air surut karena terhalang genangan yang cukup dalam. Fenomena banjir rob ini memang bukan kali pertama terjadi, dan sudah menjadi masalah tahunan di kawasan pesisir Jakarta, khususnya di wilayah Muara Angke yang merupakan daerah pesisir. Banjir rob disebabkan oleh kombinasi faktor seperti kenaikan permukaan air laut, penyusutan tanah (land subsidence), serta intensitas hujan yang tinggi.

Warga setempat sudah beberapa kali mengeluhkan dampak dari banjir rob yang datang secara tiba-tiba, merusak fasilitas umum, dan mengganggu rutinitas sehari-hari. Meski demikian, solusi jangka panjang untuk mengatasi masalah banjir rob di kawasan pesisir Jakarta belum ditemukan secara konkret. Pemerintah setempat memang telah melakukan beberapa upaya, seperti pembangunan tanggul dan pengerukan saluran air, namun masalah ini masih terus berlanjut karena faktor alam yang sulit diprediksi.

Kondisi ini juga menunjukkan pentingnya upaya mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim yang semakin dirasakan dampaknya di daerah pesisir. Banjir rob menjadi gambaran nyata dari tantangan besar yang dihadapi oleh kota-kota pesisir dunia, yang harus menemukan cara untuk melindungi warganya dan infrastrukturnya dari dampak perubahan iklim dan kenaikan permukaan laut. Di sisi lain, warga Muara Angke tetap berharap agar ada solusi yang lebih baik untuk mengatasi banjir rob yang terus mengganggu kehidupan mereka sehari-hari.