14 Maret 2025

Narasi Pagi

Kumpulan Kabar Terkini

WHO Tindaklanjuti Penyakit Misterius di Kongo yang Telah Tewaskan 143 Orang

WHO Penyakit Misterius di Kongo

Narasi Pagi – Penyakit misterius yang telah merenggut ratusan nyawa di Republik Demokratik Kongo (DRC) kini menjadi perhatian utama Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Laporan dari otoritas setempat menyebutkan bahwa pada bulan November 2024, penyakit ini telah menewaskan 143 orang di wilayah tersebut. Gejala yang umum dilaporkan meliputi sakit kepala, batuk, demam, kesulitan bernapas, anemia, dan penurunan kadar trombosit dalam darah (PPL).

WHO segera merespons dengan mengirimkan tim ahli ke daerah terdampak, termasuk Panzi di provinsi Kwango barat daya. Tim ini membawa obat-obatan penting dan perlengkapan diagnostik untuk membantu otoritas kesehatan setempat menganalisis penyebab penyakit yang masih belum teridentifikasi ini. Direktur Regional WHO untuk Afrika, Matshidiso Moeti, menyatakan bahwa prioritas utama organisasi adalah memberikan dukungan yang efektif kepada keluarga dan masyarakat yang terdampak.

“Upaya kami saat ini adalah mengidentifikasi penyebab penyakit, memahami cara penularannya, dan memastikan respons yang tepat dapat diambil secepat mungkin,” ujar Moeti dalam pernyataan yang disampaikan melalui Reuters pada Jumat, 13 Desember 2024. WHO juga menambahkan bahwa uji laboratorium sedang dilakukan untuk menemukan penyebab pasti dari penyakit ini. Informasi lebih lanjut akan segera disebarkan kepada publik begitu hasil penyelidikan tersedia.

Sejauh ini, lebih dari 394 kasus telah dilaporkan di zona kesehatan Panzi, dengan 30 kematian tercatat. Data ini diperoleh dari Kementerian Kesehatan Masyarakat Kongo. Penyakit ini pertama kali terdeteksi di daerah terpencil provinsi Kwango, yang terletak di barat daya Kongo, dekat perbatasan dengan Angola. Kasus pertama dilaporkan pada 24 Oktober 2024, dengan gejala yang menyerupai flu, termasuk demam, batuk, sakit kepala, kesulitan bernapas, serta anemia.

Penyelidikan lebih lanjut mengungkapkan bahwa meskipun gejalanya mirip dengan beberapa infeksi pernapasan, belum ada diagnosis yang jelas terkait penyakit ini. Beberapa lembaga internasional, termasuk Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Afrika (Africa CDC) dan Uni Afrika, telah terlibat dalam penyelidikan ini. Mereka mendukung upaya otoritas kesehatan Kongo dalam mengumpulkan sampel untuk dianalisis di laboratorium.

Penyakit misterius ini menyebar dengan cepat, dan hingga kini masih ada banyak pertanyaan mengenai penyebab dan cara penularannya. Beberapa pihak menduga bahwa penyakit ini mungkin terkait dengan virus atau bakteri yang belum dikenal sebelumnya, namun penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk memastikannya. Meski begitu, pihak berwenang dan WHO telah memastikan bahwa segala upaya sedang dilakukan untuk menanggulangi penyebarannya dan memberikan bantuan medis yang dibutuhkan oleh masyarakat yang terdampak.

Situasi ini juga mengingatkan akan pentingnya kesiapsiagaan terhadap wabah baru, terutama di daerah-daerah terpencil yang sulit dijangkau. WHO dan badan kesehatan lainnya terus bekerja sama untuk mempercepat penyelidikan, memperkuat sistem perawatan kesehatan lokal, dan memastikan distribusi obat-obatan serta perlengkapan medis yang diperlukan.

Ke depan, WHO akan terus memantau situasi ini dengan cermat dan berkoordinasi dengan pihak berwenang di Kongo serta negara-negara tetangga untuk mencegah penyebaran penyakit lebih lanjut. Dengan segala upaya yang dilakukan, diharapkan penyakit misterius ini segera teridentifikasi dan ditanggulangi, sehingga masyarakat Kongo dapat kembali pulih dari krisis kesehatan ini.