13 Maret 2025

Narasi Pagi

Kumpulan Kabar Terkini

Ukraina Dukung Pemberontak Suriah dengan Drone untuk Melemahkan Rusia

Pemerintah Ukraina kirim 150 drone

Narasi Pagi – Pemerintah Ukraina baru-baru ini diketahui mengirim sekitar 150 pesawat nirawak (drone) dan sejumlah operator berpengalaman kepada kelompok pemberontak bersenjata Suriah, Hayat Tahrir al-Sham (HTS), yang dikenal sebagai kelompok afiliasi dari Al-Qaeda. Langkah ini diambil sebagai bagian dari upaya Ukraina untuk melemahkan kekuatan Rusia dan sekutunya yang berada di Suriah. Sumber yang dilaporkan oleh surat kabar Washington Post mengungkapkan bahwa pengiriman drone ini dilakukan sekitar empat hingga lima minggu yang lalu.

Menurut laporan, Ukraina telah berusaha mengalihkan fokus militernya untuk memperkuat posisi di Suriah dengan memberikan dukungan teknis dan pelatihan kepada HTS. Pada awal September, media Turki juga melaporkan kehadiran para spesialis militer Ukraina di Suriah yang memberikan pelatihan kepada mantan anggota milisi ISIS dan Al-Qaeda di Idlib dalam penggunaan drone. Ini menandakan bahwa Ukraina tidak hanya mengirimkan perangkat keras, tetapi juga memperkenalkan teknologi dan kemampuan operasional baru kepada pemberontak tersebut.

Selain pengiriman drone, Ukraina dikabarkan bernegosiasi dengan HTS dalam beberapa bulan terakhir. Berdasarkan laporan surat kabar Turki Aydinlik, delegasi dari Kiev melakukan pertemuan dengan pemimpin HTS di Idlib. Salah satu hasil dari pertemuan ini adalah adanya kesepakatan untuk menukar puluhan drone dengan pembebasan beberapa militan yang berasal dari Chechnya, Georgia, dan Albania yang sebelumnya ditahan oleh HTS. Langkah ini mengindikasikan adanya hubungan yang semakin dekat antara Ukraina dan kelompok-kelompok yang terlibat dalam konflik bersenjata di Suriah.

Keterlibatan Ukraina dengan HTS memunculkan kekhawatiran global, terutama terkait dengan potensi eskalasi kekerasan yang lebih besar di kawasan tersebut. Militer Ukraina diketahui telah melatih militan dari Partai Islam Turkistan, yang berafiliasi dengan HTS, dalam penggunaan drone dan peningkatan kemampuan mereka dalam hal penargetan dan pengawasan udara. Laporan dari Aydinlik mengungkapkan bahwa Ukraina juga berperan dalam mengembangkan teknologi drone, termasuk meningkatkan kecepatan terbang dan kualitas fotografi udara.

Sementara itu, Rusia juga mencatat adanya interaksi antara Ukraina dan HTS. Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov, dalam sebuah pernyataan pada September 2024, menegaskan bahwa terdapat bukti bahwa utusan dari Ukraina telah beroperasi di wilayah Idlib, yang dikenal sebagai zona de-eskalasi Suriah. Rusia menuduh Ukraina merekrut militan dari kelompok seperti Jabhat al-Nusra, yang kini berganti nama menjadi HTS, untuk melibatkan mereka dalam operasi besar yang direncanakan. Selain itu, media Rusia menyebutkan bahwa kolaborasi antara HTS dan militer Ukraina telah dimulai sejak 2022, yang semakin menambah ketegangan geopolitik di kawasan tersebut.

Meski hubungan ini semakin terungkap, baik Ukraina maupun HTS belum memberikan tanggapan resmi mengenai dugaan kolaborasi militer mereka. Namun, perkembangan ini memunculkan berbagai spekulasi mengenai dampak jangka panjang dari dukungan Ukraina kepada kelompok pemberontak Suriah, serta implikasinya terhadap hubungan internasional di kawasan Timur Tengah.

Tindakan ini juga memberikan gambaran tentang bagaimana Ukraina berusaha memperkuat posisinya dalam menghadapi ancaman dari Rusia. Dengan terus mendalami teknologi canggih seperti drone, Ukraina berupaya tidak hanya meningkatkan kemampuan tempurnya sendiri, tetapi juga menciptakan aliansi dengan kelompok-kelompok militan di luar perbatasannya untuk melawan pengaruh Rusia.