12 Maret 2025

Narasi Pagi

Kumpulan Kabar Terkini

Proyek Jalan Tol Solo-Yogyakarta-NYIA Kulon Progo Alami Reroute Akibat Keberatan Pemerintah Daerah

Pembangunan Jalan Tol Solo-Yogyakarta-NYIA Kulon Progo

Narasi Pagi – Proyek pembangunan Jalan Tol Solo – Yogyakarta – NYIA Kulon Progo akan mengalami perubahan rute atau reroute, setelah menerima keberatan dari pemerintah daerah setempat. Menteri Pekerjaan Umum (PU), Dody Hanggodo, mengungkapkan bahwa sejumlah area yang dianggap sakral oleh masyarakat lokal harus dihindari agar pembangunan tol tidak menyinggung nilai-nilai budaya dan kearifan lokal.

Menurut Dody, pemerintah pusat melalui Kementerian PU telah mempertimbangkan keberatan yang diajukan oleh pemerintah daerah terkait rencana pembangunan jalan tol yang melintasi beberapa lokasi yang dianggap memiliki nilai sakral. “Tinggal reroute saja karena beberapa ground yang dianggap sakral. Ya wajarlah, kearifan lokal kita tidak bisa lawan,” ujarnya dalam sebuah pernyataan di Jakarta, Jumat (13/12).

Meskipun reroute ini akan menyebabkan perubahan jalur, Dody menekankan bahwa pemerintah tetap berkomitmen untuk melanjutkan proyek ini demi meningkatkan infrastruktur di kawasan tersebut. Kementerian PU juga telah mengajak PT Jasamarga Jogja Solo, selaku badan usaha jalan tol, untuk berdiskusi lebih lanjut mengenai kemungkinan pembengkakan biaya yang akan terjadi akibat perubahan rute ini.

Pembangunan Jalan Tol Solo – Yogyakarta – NYIA Kulon Progo merupakan proyek strategis yang bertujuan untuk meningkatkan konektivitas antara Solo, Yogyakarta, dan Bandara Internasional Yogyakarta Kulon Progo (NYIA). Proyek ini terdiri dari tiga tahap pembangunan dan direncanakan selesai pada tahun 2027. Dengan panjang 96,57 km, tol ini akan menghubungkan beberapa wilayah penting, mulai dari Solo hingga Bandara NYIA Kulon Progo, melalui beberapa titik seperti Klaten dan Yogyakarta.

Sejauh ini, proyek Jalan Tol Solo – Yogyakarta – NYIA Kulon Progo telah memasuki tahap pertama, yaitu pembangunan Seksi Kartasura-Purwomartani yang sudah beroperasi sebagian. Ruas Seksi Kartasura – Klaten sepanjang 22,3 km telah beroperasi sejak Oktober 2024. Pada akhir tahun 2025, diharapkan ruas ini akan beroperasi penuh. Sebagai bagian dari upaya untuk mendukung kelancaran arus mudik libur Natal 2024 dan Tahun Baru 2025, Segmen Klaten – Prambanan sepanjang 8,6 km juga akan dibuka secara fungsional.

Dody Hanggodo juga menambahkan bahwa keberhasilan proyek jalan tol ini sangat bergantung pada kerjasama antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan pihak swasta. Oleh karena itu, meskipun reroute mungkin mempengaruhi anggaran dan waktu pelaksanaan, pihak terkait berusaha untuk mencari solusi terbaik agar proyek tetap berjalan sesuai rencana.

Salah satu aspek yang sangat diutamakan dalam pembangunan jalan tol ini adalah dampaknya terhadap perekonomian dan pengembangan wilayah. Diharapkan bahwa keberadaan tol ini akan meningkatkan aksesibilitas kawasan-kawasan produktif di Provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta, serta mendukung pertumbuhan ekonomi regional. Tol ini juga akan terhubung dengan jalan tol Yogyakarta – Bawen dan Tol Semarang – Solo, yang akan semakin memperluas jaringan tol di Pulau Jawa.

Proyek Jalan Tol Solo – Yogyakarta – NYIA Kulon Progo dibangun dengan skema Kerjasama Pemerintah Badan Usaha (KPBU), dengan total biaya investasi sebesar Rp27,49 triliun. Dengan penyelesaian tahapan demi tahapan, tol ini diharapkan dapat mempercepat mobilitas barang dan orang, serta meningkatkan daya saing ekonomi di wilayah yang dilalui.

Meskipun demikian, pemerintah terus berupaya untuk menjaga keseimbangan antara kebutuhan infrastruktur yang mendesak dengan penghormatan terhadap nilai-nilai budaya lokal. Dody menekankan bahwa kebijakan pembangunan ini tidak hanya fokus pada aspek ekonomi semata, tetapi juga mempertimbangkan pentingnya keberlanjutan sosial dan budaya masyarakat setempat.