Narasi Pagi – Arab Saudi dan Inggris pada Kamis (12/12) mengajak dunia internasional untuk memberikan dukungan bagi Suriah dalam menghadapi penderitaan rakyatnya setelah kejatuhan rezim Bashar al-Assad. Seruan ini disampaikan setelah Perdana Menteri Inggris, Keir Starmer, melakukan pertemuan dengan Putra Mahkota Mohammad bin Salman di Istana Al-Yamama, Riyadh, pada kunjungan tiga hari ke kerajaan tersebut.
Pernyataan bersama yang dikeluarkan oleh Kementerian Luar Negeri Arab Saudi mengungkapkan komitmen kedua negara untuk berkolaborasi dalam memastikan keselamatan warga Suriah. Mereka juga menegaskan pentingnya menghentikan kekerasan yang terus berlanjut serta mempertahankan lembaga-lembaga negara dan sumber daya yang dimiliki oleh Suriah.
Dalam pernyataan itu, kedua negara menekankan bahwa saat ini adalah waktu yang krusial bagi rakyat Suriah untuk membangun masa depan yang lebih cerah dengan keamanan, stabilitas, dan kemakmuran. Selain itu, mereka juga menyampaikan perlunya upaya bersama dari masyarakat internasional untuk mendukung proses pemulihan negara tersebut pasca-kejatuhan rezim Bashar al-Assad.
Pemerintahan Bashar al-Assad, yang telah memimpin Suriah selama hampir 25 tahun, akhirnya runtuh setelah kelompok anti-rezim berhasil menguasai ibu kota Damaskus pada Minggu dini hari. Kejatuhan ini mengakhiri kekuasaan Partai Baath yang telah berkuasa di Suriah sejak 1963. Keputusan ini menjadi titik balik dalam konflik panjang yang telah menguras banyak nyawa dan merusak banyak bagian dari negara Suriah.
Selama bertahun-tahun, konflik di Suriah telah menyebabkan penderitaan luar biasa bagi rakyatnya, dengan jutaan orang terpaksa mengungsi baik di dalam negeri maupun ke luar negeri. Sementara itu, sebagian besar infrastruktur dan ekonomi negara hancur, dan upaya perdamaian sering kali terhalang oleh ketegangan politik yang mendalam.
Dalam pertemuan tersebut, Perdana Menteri Inggris Keir Starmer dan Putra Mahkota Mohammad bin Salman menyepakati bahwa sangat penting bagi masyarakat internasional untuk bekerja bersama guna membantu Suriah dalam proses pemulihan. Mereka juga menekankan perlunya menjaga perdamaian dan mencegah kekacauan lebih lanjut di kawasan. Dengan situasi yang masih sangat tidak stabil, negara-negara besar harus mengambil peran dalam memberikan bantuan kemanusiaan, mendukung rekonstruksi negara, dan membantu mengembalikan kestabilan di Suriah.
Pernyataan bersama ini juga menggarisbawahi bahwa kini adalah saat yang tepat bagi rakyat Suriah untuk melihat peluang baru dalam membangun negara mereka, dengan mengedepankan perdamaian dan keamanan. Sebagai bagian dari upaya tersebut, kedua negara juga mengingatkan pentingnya mempertahankan hak asasi manusia serta memberikan dukungan untuk masyarakat yang paling terdampak oleh konflik.
Krisis Suriah tidak hanya memengaruhi stabilitas politik dalam negeri, tetapi juga memiliki dampak besar bagi kawasan Timur Tengah dan negara-negara sekitarnya. Oleh karena itu, peran serta dunia internasional dalam mendukung proses pemulihan ini sangatlah penting. Dengan langkah-langkah yang tepat, Suriah memiliki peluang untuk bangkit dari keterpurukan dan membangun masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang.
Masyarakat internasional kini dihadapkan pada tantangan untuk memastikan bahwa pemulihan Suriah tidak hanya berbicara soal pemulihan fisik negara, tetapi juga mengenai penciptaan kondisi yang adil, stabil, dan inklusif bagi semua lapisan masyarakat di Suriah.
More Stories
600 Hektare Sawah di Demak Terendam Banjir, BNPB Lakukan Upaya Penanganan
Perpanjangan Kerja Sama Pengelolaan IPAL Australia di Palembang hingga 2028
Kementerian Agama Luncurkan E-Book Bimbingan Manasik Haji dan Umrah untuk Kemudahan Jamaah