14 Maret 2025

Narasi Pagi

Kumpulan Kabar Terkini

Serangan di Gaza Tewaskan Puluhan, Genosida Memasuki Tahun Kedua

Serangan di Gaza Tewaskan Puluhan, Genosida Memasuki Tahun Kedua

https://www.antaranews.com

Narasi Pagi – Krisis kemanusiaan di Jalur Gaza semakin memburuk dengan laporan terbaru dari Kementerian Kesehatan Palestina yang menyebutkan bahwa serangan Israel telah menewaskan sedikitnya 30 warga Palestina dalam kurun waktu 24 jam terakhir. Dengan penambahan jumlah ini, total korban tewas sejak tahun lalu mencapai angka mengejutkan, yaitu 44.835 jiwa. Tidak hanya itu, sebanyak 106.355 orang dilaporkan mengalami luka-luka akibat konflik yang terus berlangsung tanpa henti.

Kementerian Kesehatan Palestina mengungkapkan bahwa serangan dalam 24 jam terakhir melibatkan tiga insiden yang mereka sebut sebagai “pembantaian keluarga.” Serangan ini menewaskan puluhan orang dan melukai 99 lainnya. Bahkan, hingga kini masih banyak korban yang terjebak di bawah reruntuhan bangunan. Kondisi semakin sulit karena tim penyelamat tidak dapat menjangkau beberapa lokasi akibat kerusakan parah pada infrastruktur dan jalan.

Perang yang disebut oleh berbagai pihak sebagai genosida terhadap penduduk Gaza ini dimulai setelah serangan Hamas pada 7 Oktober tahun lalu. Meski Dewan Keamanan PBB telah mengeluarkan resolusi yang menyerukan gencatan senjata segera, aksi militer Israel tetap berlanjut. Serangan udara, darat, dan laut terus menargetkan wilayah padat penduduk, menyebabkan ribuan korban sipil dan kehancuran luas.

Serangan yang berlangsung lebih dari satu tahun ini telah menuai kecaman keras dari komunitas internasional. Banyak pejabat dan lembaga kemanusiaan menyebut tindakan Israel sebagai upaya sistematis untuk menghancurkan populasi Gaza. Selain serangan militer, pemblokiran pengiriman bantuan kemanusiaan juga menjadi perhatian utama. Banyak warga Gaza yang kini hidup tanpa akses terhadap kebutuhan dasar, termasuk makanan, air bersih, dan perawatan medis.

Di tengah kecaman global, upaya hukum internasional terhadap Israel mulai menunjukkan perkembangan. Mahkamah Pidana Internasional (ICC) pada bulan lalu mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant atas tuduhan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza. Selain itu, kasus genosida ini juga tengah dibawa ke Mahkamah Internasional (ICJ), di mana Israel menghadapi tuntutan atas tindakan yang dianggap melanggar hukum internasional.

Namun, meski tekanan internasional terus meningkat, aksi militer di Gaza belum menunjukkan tanda-tanda akan mereda. Situasi di wilayah tersebut semakin genting, dengan banyak pihak memperingatkan potensi bencana kemanusiaan yang lebih besar jika konflik terus berlanjut. Bantuan internasional yang terbatas, ditambah dengan kerusakan infrastruktur yang masif, membuat kehidupan di Gaza semakin tidak tertahankan bagi penduduknya.

Krisis ini menjadi pengingat betapa perlunya upaya diplomasi yang lebih kuat untuk menghentikan pertumpahan darah dan memastikan akses bantuan kemanusiaan tanpa hambatan. Dunia internasional, termasuk badan-badan PBB, diharapkan dapat mengambil langkah yang lebih tegas untuk menghentikan konflik ini dan memberikan perlindungan kepada warga sipil yang menjadi korban utama. Gaza, dengan populasi yang mayoritas terdiri dari anak-anak dan perempuan, kini berada di ambang kehancuran total jika konflik ini tidak segera diakhiri.

Situasi ini juga menyoroti kebutuhan akan dialog yang lebih mendalam antara semua pihak yang terlibat, dengan tujuan mencapai perdamaian yang berkelanjutan. Warga Gaza, seperti halnya komunitas lainnya di dunia, berhak untuk hidup dalam damai dan martabat, bebas dari ketakutan dan kekerasan yang terus-menerus menghantui mereka.