Narasi Pagi – Yayat Supriatna, seorang pengamat infrastruktur dan tata kota, memberikan pendapatnya terkait dengan fenomena permainan “Koin Jagat” yang tengah menjadi tren di kalangan sebagian masyarakat. Menurutnya, meskipun permainan tersebut dikatakan dapat menawarkan hadiah uang dalam bentuk hadiah yang dapat ditukarkan dengan koin, banyak hal yang perlu dipertimbangkan terkait dampak buruk dari kegiatan tersebut.
Yayat menyatakan bahwa permainan ini memiliki potensi kerugian yang cukup besar. Salah satunya adalah pemborosan waktu yang tidak produktif. Ia menjelaskan bahwa waktu yang dihabiskan hanya untuk mencari keberuntungan dalam permainan ini merupakan aktivitas yang sia-sia. Menurutnya, banyak orang yang terjebak dalam perburuan hadiah instan, tetapi hasil yang didapatkan belum tentu sebanding dengan waktu yang telah dibuang.
Selain itu, Yayat juga menyoroti dampak dari permainan ini terhadap ruang publik. Ketika permainan “Koin Jagat” dilakukan di ruang-ruang umum, hal tersebut bisa menimbulkan konflik dengan pengguna fasilitas lainnya. Ia memberi contoh bahwa banyak orang yang datang ke tempat umum dengan tujuan untuk berolahraga atau berwisata, namun harus terhadang oleh individu yang sibuk bermain untuk mendapatkan hadiah dari permainan tersebut.
Lebih lanjut, Yayat juga menekankan potensi bahaya yang dapat timbul akibat permainan ini, terutama ketika dilakukan di area yang padat dengan lalu lintas. Ia menyebutkan bahwa jika permainan ini dilakukan di tempat-tempat seperti trotoar atau area yang memiliki banyak kendaraan lewat, dapat menimbulkan kecelakaan. Pemain yang terlalu fokus mencari koin bisa saja lupa dengan kondisi lalu lintas yang ada di sekitarnya, yang tentu saja berisiko bagi keselamatan mereka.
“Jika permainan ini dilakukan di kawasan dengan lalu lintas padat, bahaya kecelakaan semakin besar. Pemain yang terlalu fokus mencari koin mungkin bisa terlupakan tentang bahaya lalu lintas atau bahkan bisa terjatuh ke dalam lubang drainase yang ada,” ucap Yayat.
Selain itu, Yayat juga mengungkapkan kekhawatirannya mengenai dampak jangka panjang dari permainan ini, terutama bagi kalangan remaja. Ia menyatakan bahwa permainan ini bisa memicu perilaku merusak, seperti merusak fasilitas umum atau tanaman yang ada di sekitar area permainan. Koin yang disebar secara sembunyi-sembunyi akan mendorong sebagian orang untuk mencari koin dengan cara yang tidak etis, termasuk dengan merusak fasilitas publik.
Ia juga mempertanyakan apakah pihak penyelenggara permainan tersebut akan bertanggung jawab jika terjadi insiden kecelakaan atau kerusakan fasilitas umum akibat permainan ini. Menurutnya, kegiatan ini berpotensi mempengaruhi perilaku generasi muda, terutama bagi mereka yang tidak memiliki penghasilan tetap atau uang saku, untuk terjerumus dalam kebiasaan yang tidak produktif.
“Apakah penyelenggara akan ikut bertanggung jawab jika ada kerusakan atau kecelakaan yang disebabkan oleh permainan ini? Ini bisa memperburuk perilaku remaja yang sudah tidak memiliki pekerjaan tetap atau uang saku,” kata Yayat.
Permainan “Koin Jagat” sendiri merupakan bagian dari aplikasi Jagat yang diluncurkan untuk mempererat hubungan antar pengguna dengan keluarga dan teman. Aplikasi ini awalnya digunakan untuk berbagi lokasi dan menandai tempat-tempat favorit. Namun, seiring waktu, aplikasi ini mengembangkan fitur permainan “Jagat Coin Hunt”, yang memungkinkan pengguna untuk berburu koin yang bisa ditukar dengan hadiah. Sejak diluncurkan pada Desember 2024, permainan ini telah menarik perhatian banyak orang, terutama di Jakarta, dengan menawarkan hadiah berupa uang dalam jumlah besar.
Dengan semakin populernya permainan ini, Yayat mengingatkan agar masyarakat tetap waspada terhadap dampak yang bisa ditimbulkan, baik dari segi keselamatan maupun dampak sosial yang lebih luas. Ia menilai bahwa meskipun tampak menyenangkan di awal, permainan ini dapat merugikan banyak pihak dalam jangka panjang.
More Stories
Kerja Sama KP2MI dan Kadin: Meningkatkan Kualitas dan Pemberdayaan Pekerja Migran
Ramadan di Sudan: Ketika Perang dan Krisis Ekonomi Menghancurkan Tradisi
Krisis Air di Gaza Memburuk Selama Ramadhan, Warga Berjuang untuk Bertahan