Narasi Pagi – Pemerintah Indonesia tengah berupaya menyelesaikan Nota Kesepahaman (MoU) baru dengan Turki dalam bidang kerja sama budaya. Perjanjian ini mencakup berbagai aspek, seperti pertukaran seni, pendidikan, serta pelestarian warisan sejarah. Menteri Kebudayaan Indonesia, Fadli Zon, berharap agar proses penyelesaian MoU ini dapat segera dipercepat, mengingat manfaatnya yang besar bagi kedua negara di masa mendatang.
Dalam sebuah acara buka puasa bersama (Iftar Ramadan) yang diselenggarakan di Yunus Emre Institute, Jakarta, Kamis malam, Fadli menyampaikan keyakinannya bahwa perjanjian tersebut akan memperkuat hubungan bilateral antara Indonesia dan Turki, khususnya dalam bidang budaya dan sejarah.
Sementara itu, Kedutaan Besar Turki juga telah mengumumkan rencana kerja sama dengan Indonesia, terutama dalam hal restorasi dan pelestarian artefak Islam. Selain itu, kolaborasi juga akan mencakup sektor pariwisata dan pendidikan, yang diharapkan dapat semakin mempererat hubungan kedua negara.
Menanggapi hal tersebut, Fadli memberikan apresiasi terhadap inisiatif dari pihak Turki. Ia menilai bahwa hubungan sejarah, budaya, dan ekonomi yang telah lama terjalin antara Indonesia dan Turki menjadi dasar kuat bagi kerja sama yang lebih erat di masa depan. Menurutnya, budaya memiliki peran penting sebagai jembatan yang menghubungkan masyarakat dari berbagai negara. Selain itu, tradisi Islam juga diyakini telah membentuk peradaban di kedua negara.
Dalam pidatonya, Fadli menyinggung warisan budaya yang dimiliki oleh Turki, termasuk karya penyair dan filsuf terkenal seperti Yunus Emre dan Rumi. Ia juga menyebut bahwa pengaruh para ulama Islam serta berbagai ekspresi budaya, seperti tarian Sufi Darwis Berputar, telah menjadi bagian dari warisan budaya yang kaya. Menurutnya, ekspresi budaya yang serupa juga dapat ditemukan di Indonesia, seperti dalam seni kaligrafi Islam, musik, sastra, serta berbagai bentuk seni pertunjukan.
Selain membahas hubungan budaya antara Indonesia dan Turki, Fadli juga menyoroti beragam tradisi Ramadan yang ada di Indonesia. Ia menyebutkan beberapa tradisi unik yang berkembang di berbagai daerah, seperti Nyorog di Jakarta yang dilakukan dengan mengirim bingkisan kepada sanak saudara yang lebih tua, Cucurak di Jawa Barat yang mengedepankan tradisi makan bersama menjelang Ramadan, serta Padusan di Yogyakarta yang merupakan ritual pembersihan diri sebelum memasuki bulan puasa.
Di Sumatera Barat, masyarakat mengenal tradisi Malamang, di mana mereka memasak makanan khas Minangkabau sebagai bagian dari persiapan menyambut Ramadan. Sementara itu, masyarakat Aceh memiliki tradisi Meugang, yang dilakukan dengan memasak dan menikmati daging bersama keluarga jelang Ramadan. Menurut Fadli, tradisi-tradisi ini mencerminkan keberagaman budaya Indonesia dan layak mendapatkan pengakuan global yang lebih luas.
Sebagai bagian dari upaya meningkatkan eksistensi budaya Indonesia di kancah internasional, Fadli juga menyatakan ketertarikannya untuk bergabung dalam proposal nominasi bersama dengan Turki untuk Warisan Budaya Takbenda (ICH) UNESCO. Beberapa elemen ICH yang telah ditetapkan oleh Turki, seperti tradisi Iftar dan kaligrafi Islam, menjadi aspek yang menarik untuk dikembangkan lebih lanjut melalui kerja sama antara kedua negara.
Lebih lanjut, Fadli menekankan bahwa Ramadan bukan hanya menjadi momen untuk beribadah, tetapi juga saat yang tepat untuk memperkuat solidaritas dan komitmen kemanusiaan. Ia menyoroti bagaimana Indonesia dan Turki selama ini telah bekerja sama dalam memajukan perdamaian serta keadilan global, terutama dalam mendukung hak-hak rakyat Palestina.
Dalam kesempatan itu, Fadli juga mengajak semua pihak untuk kembali menegaskan dedikasi mereka terhadap diplomasi budaya. Ia meyakini bahwa budaya dapat menjadi alat yang kuat dalam menciptakan persatuan, perdamaian, serta saling pengertian antara berbagai bangsa di dunia.
Dengan adanya MoU yang tengah dirancang, diharapkan hubungan antara Indonesia dan Turki dalam bidang budaya akan semakin erat. Selain memperkaya pertukaran seni dan tradisi, kerja sama ini juga berpotensi memberikan manfaat besar bagi generasi mendatang, baik dalam hal pendidikan maupun pelestarian warisan budaya bersama.
More Stories
Kerja Sama KP2MI dan Kadin: Meningkatkan Kualitas dan Pemberdayaan Pekerja Migran
Ramadan di Sudan: Ketika Perang dan Krisis Ekonomi Menghancurkan Tradisi
Krisis Air di Gaza Memburuk Selama Ramadhan, Warga Berjuang untuk Bertahan